Informasi, Tips And Trik.

Situs Pilangrejo Demak Kembali Digali


Bentuk Seperti Pura Peninggalan Kasultanan Demak Abad 16

Demak-Situs semacam pura di Desa Pilangrejo Kecamatan Wonosalam, kembali di gali. Penggalian dilakukan atas inisiatif warga.

Sebelumnya, situs semacam pura yang berasal di Desa Pilangrejo sudah tergali sedalam dua meter dan hampir terlihat bentuk bangunan bersejarah itu. Namun setelah dibiarkan  kondisi situs kembali terkubur oleh lumpur sawah.

Hasil gambar reka BPCB, situs Pilangrejo semacam Pura (harsem/sukmawijaya)
Atas inisiatif warga desa yang ingin menjadikan Pilangrejo sebagai lokasi wisata baru dan pendidikan budaya, mereka beramai-ramai menggali kembali lokasi situs. “Kami yakin genangan lumpur tidak merusak situs, kenyataannya situs pernah terendam air dan tanah selama beratus-ratus tahun, masih terlihat bentuknya,” jelas Kepala Desa Pilangrejo, Tugiman, kemarin.

Kendati warga dengan sukarela menggali kembali keberadaan situs, pihaknya mengimbau  kehati-hatian dalam penggalian, sehingga tidak terjadi kerusakan pada tekstur situs.

Tahun kemarin Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah, sudah mensurvei situs tersebut, dan diprediksi situs merupakan sisa-sisa peninggalan masa Kasultanan Demak atau abad 16-17 Masehi.

Sebelumnya, tim ahli BPCB Jawa Tengah, membawa sample bata dari lokasi situs, selanjutnya diputuskan Situs Pilangrejo merupakan peninggalan bersejarah (situs cagar budaya) yang dilindungi oleh  UU  Nomor 11 Tahun 2010 tentang cagar budaya. Karena situs sudah memenuhi kriteria berusia 50 tahun lebih.

Selain itu situs  memiliki arti khusus bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, atau kebudayaan. Sebagaimana dimaksud dalam peraturan merusak atau mencuri akan diancam pidana dan denda. Berdasarkan kesimpulan sementara, profil bata merah, adalah sisa peninggalan abad 16-17 Masehi.

BPCB juga sudah menggambar struktur bangunan situs yang dilaporkan ke Balai Arkeologi, untuk dilakukan penelitian. Bahkan Koordinator Tim Ahli BPCB Jateng, Bagus Ujianto yang datang saat itu, mengaku heran, karena kali pertama melihat situs di Jateng dilapisi dengan pelindung putih yang terbuat dari bahan semacam kapur, berfungsi sebagai penahan air agar tak meresap ke dalam bangunan. Kemugkinan pelindung ini merupakan kemajuan dari peradaban pada masa lalu. (swi/hst)

Share :

Facebook Twitter Google+
Back To Top